Jumat, 28 Agustus 2009

KEESAAN TUHAN YANG HAKIKI

ALKITAB (BIBEL) MENGAJARKAN TUHAN YANG ESA

Kitab-kitab perjanjian lama mengatakan bahwa Tuhan dari dahulu kala adalah Esa,tidak ada Tuhan yang lain daripada-Nya.Dalam kitab Yesaya tersebut sbb:

“Ingatlah segala perkara yang dahulu daripada awal zaman;bahwa Aku ini Allah;tiada lagi Allah yang lain atau sesuatu yang setara dengan Aku”.(Yesaya 46 :9)

“Demikian inilah firman Tuhan orang israel dan penebusannya,yaitu Tuhan seru sekalian alam : Aku ini yang pertama dan aku ini yang terkemudian,kecuali Aku,tiadalah ilah adanya.”(Yesaya 45 : 6)

”Supaya daripada masyrik sampai kepda magrib diketahui orang,bahwa kecuali aku tiada ilah lain lagi,bahwa Akulah Tuhan dan tiadalah lain”.(Yesaya 45 : 6)

Seterusnya Nabi Musa telah nmengajarkan dengan tegas bahwa Tuhan adalah Esa dan selain bTuhan yang Esa tiada Tuhan lagi.Dalam kitab Taurat tersebut sbg berikut:

“Dengarlah olehmu hai Bani Israil ! Sesungguhnya Hua,Allah kita,Hua itu Esa adanya”.(Ulangan 6 : 4)

“Maka sekarang ketahuilah olehmu dan perhatikanlah baik-baik bahwa Tuhan itulah Allah,baik dilangit yang di atas,baik di bumi yang di bawah,dan kecuali Ia tiadalah yang lain”.(Ulangan 4 : 39)

“Maka kepadamulah ia ditunjuk,supaya diketahui olehmu bahwa Tuhan itulah Allah dan kecuali Tuhan Yang Esa tiadalah yang lain lagi:.(Ulangan 4 : 35)

Seterusnya Nabi Isa atau Yesus mengajarkan juga dengan tegas bahwa Tuhan itu adalah Esa.Dalam Perjanjian Baru :

“Maka jawab Yesus kepadanya : “Hukum yang terutama inilah : “Dengarlah olehmu Hai Israil,adapun Allah Tuhan kita,Ialah Tuhan Yang Esa”.(Markus 12 : 29)

“Inilah Hidup yang kekal,yang supaya mereka itu mengenal Engaku,Allah Yang Esa dan benar dan Yesus Kristus yang telah Engau suruhkan itu”.(Yahya 17:3)

Ayat-ayat injil tersebut di atas menyatakan dengan tegas bahwa Yesus mengajarkan Tuhan adalah Esa.Oleh sebab itu semua pengikutnya yang benar-benar setia mempercayai bahwa Tuhan itu adalah Esa.

KEESAAN TUHAN MENURUT AGAMA KRISTEN

Adapun menurut ajaran agama Kristen,Tuha itu ada tiga oknum.Dalam bubku-buku agama Kristen kata “oknum” itu diterjemahkan dengan “pengata diri”, ”cara berada”, “dan “peribadi”. Yaitu : Allah Bapa,Anak Allah dan Ruh Kudus.

Dalam buku Pengajaran Sang Kristus untuk umat Katolik (Katekismus),jawab pertanyaan 10 dan 20,tersebut sebagai berikut:

“Tiga Pengataan-diri itu masing-masing Allah dengan sesungguhnya : Bapa itu Allha,Putera itu Allah dan Roh Suci itu Allah.Tiga pengataan diri ilahi itu satu Allah,sebab Mereka bertiga mempunya satu ke-Allah-an dengan seutuhnya”.

Dr.D.Bakker dalam bukunya Penghibur sejati halaman 49 menulis sebagai berikut:

“Maka dari Allah itu terdiri dari tiga boknum,yaitu Allah Bapa,Anak Allah dan Roh Kudus,dan ketiganya itu menjadi Allah yang tunggal.Zat Allah itu tidak dapat dibagi atas tiga bagian,melainkan senantiasa Satu adanya.Demikianj juga tiga oknum Allah itu tiada terceraikan dari zat Allah;Allah Bapa, itu Allah sejati.Anak Allah itupun Allah sejati dan roh kudus juga Allah sejati.Allah itu sempurna juga.Anak Allah itu sempurna dan Roh Kudus itu pun sempurna.Allah Bapa menjadi Bapa dari kekal sampai kekal (abadul abdina),demikian juga Anak Allah dan Roh Kudus itu tunggal”.

Seterusnya katanya : “Walaupun demikian ketiga oknum itu dibeda-bedakan didalam kitab suci.Allah Bapa itu bikan Anak Allah dan bukan Roh Kudus.Allah Bapa disebut Bapa,karena memperanakkan Anaknya,dari kekal sampai kekal.Oleh sebab itu Tuhan Yesus disebut Anak Allah menurut zat ilahit-Nya.Lihatlah Yahya 5:18.Demikian pula Allah Bapa disebut Bapa,karena segala sesuatu keluar cdarioada Dia.Allah Bapa mengadakan keselamatan bagi orang yang berdosa dengan jalan menyuruh Anaknya.Anak Allah disebut Anak,karena diperankkan oleh Bapa Allah,dari kekal sampai kekal(lihat Mazmur 2:7).

Seterusnya katanya : “Roh Kudus disebut Roh karena keluar dari Allah Bapa dan Anak Allah dari kekal sampai kekal(lihat Yahya 15:26).

Dari keterangan di atas diketahui bhwa menurut ajaran agam Kristen Tuhan itu mempunyai tiga oknum,yaitu:Allah Bapa,Anak Allah,dan Roh Kudus.Allah Bapa itu bukan Anak Allah dan bukan Roh Kudus.Demikian juga Anak Allah itu bukan Allah Bapa dan bukan Roh Kudus.Allah Bapa itu Allah yang sejati dan senpurna.Anak Allah itu Anak Allah sejati dan semourna.Dan Roh Kudus itu Allah yang sejati dan sempurna.

Ketiga-tiga oknum itu mempunyai zat yang tunggal.Allah yang demikian disebut Allah Trinitas,dalam bahasa Inggris disebut Trinty dan dalam bahasa Indonesia disebut Tritunggal yaitu tiga dalam satu.

Mengenai zat Allah seperti yang tersebut,Dr.D.Bakker menyebut dalam bukunya Penghibur Sejati halaman 48 : “Adapun zat Allah itu suatu rahasia adanya.Tida seorangpun yang dapat mengerti rahasia Allah”.

RIWAYAT TIMBULNYA ALLAH TRITUNGGAL

Dr.G.C van Niftrik – Ds. B.J Boland menulis dalam bukunya Dogmatika Masa kini halaman 418 : ”Di dalam Al-Kitab tidak ditemukan suatu istilah yang dapat diterjemahkan dengan kata “Tritunggal” ataupun suatu ayat yang mengandung dogma tersebut “.Nabi Isa atau Yesus tidak pernah sekali jua menyatakan bahwa Tuhan adalah Esa dengan mempunyai tiga oknum.Akan tetapi menurut Injil,seperti yang telah disalinkan di atas,Nabi Isa mengajarkan : “Inilah hidup yang kekal ,yaitu supaya mereka itu mengenal Engkau,Allah Yang Esa dan Bena,dan Yesus Kristus yang telah Engkau suruhkan”.(Yahya 17 : 3).

Kepercayaan tentang Tuhan Tritunggal adalah ajaran agama-agama kafir yang sudah lama berkembang dimana-mana terutama disekitar Laut Tengah,tempat Paulus pada mulanya mengembangkan agama Kristen kepada orang – orang kafir.Osiris adalah Tuhan Bapa Mesir,ia adalah oknum Tritunggal.Isis adalah salah satu oknum tritunggal Mesir Kuno.Syiwa adalah oknum ketiga tritunggal Hindu.Odin adalah satu oknum trtunggal menurut kepercayaan Skandinivia.

Demikianlah Nabi Isa mengajarkan agama yang dibawanya kepada Bani Istail.Dan mengajarkan kepada mereka bahwa Tuhan adalah Esa,sedang ia sendiri adalah pesuruh Allah.Ajaran itu mendapat rintangan dari musuh –musuh kebenaran.Orang – orang yang mengaku menjadi pengikutnya dimusuhi dan dianiaya.

Menurut buku Hikayat Gereja 1 HALAMN 94-100,orang orangf yang mengaku menjadi pengikut Nabi Isa itu telah dianiaya,diburu,dan dibunuh oleh orang-orang kafir dan kaisar-kaisar yang berkuasa berabad-abad lamanya.Mereka dimusuhi selama 250 tahun,yaitu mulai abad yang pertama hingga abad yang ketiga.

Barulah pada permulaa abad yang keempat mereka mendapat kebeasan menyiarkan dan mengamalkan agamanya dengan berterang-terang setelah Kaisar Constantain (280-337M) memberikan kebebasan itu.Dalam zaman penindasan yang demikian lama berkembanglah berbagai ajaran sesat yang disebut orang atas nama agama yang diajarkan Nabi Isa.

Setelah zaman kebasan itu datang,nampaklah timbul pertikaian dalam kalangan kaum kristen mengenai berbagai masalah agama dengan berterang-terang pula.Di antaranya pertikaian yang paling hebat mengenai ke-Esaan Tuhan dan masalah hubungan Anak Allah atau Yesus dengan Allah Bapa.Arius(253-336)mengajarkan bahwa Allah bitu Esa,yaitu Allah Bapa.Dan Anak Allah,yaitu Yesus,adalah makhluk yang dijadikan tuhan.

Menurut keterangan Dr.H.Bekhof dalam sejarah Gereja 1 halaman 58, Arius mengajarkan bahwa Anak Allah itu makhluk Tuhan yang tertinggi derajatnya.Ia tidak kadim,tetapi dijadikan da dalam zaman seperti manusia yang lain – lain.

Ia datang di bumi ini sebagai Pengajar dan Teladan bagi segala makhlukdan dengan rela hati ia bertaat kepada Allah.Oleh sebab itu ia dimuliakan Yuhan.Sedang lawannya Athanasius (293-373M) mengajarkan bahwa Anak Allah adalah sewujud dengan Allah Bapa.Dengan ndemikian Anak Allah itu adalah Tuhan juga.

Pertikaian itu merembet kemana-mana dan masing-masing mempunyai banyak pengikutnya sehingga menggoncang jemaat Kristen dan masyarakat.Maka untuk mementramkan keadaan dalam negeri,kaisar Constantin mengadakan suatu cosilium (musyrawarah besar ) yang dihadiri ratusan Uskup.Consilium itu diadakan pada tahun 325 di Nicea (Asia kecil) dekat Konstantinopel.Musyawarah itu dipimpin langsung oleh Kaisar Costantin yang masih kafir dan belum beragama Kristen.Menurut hikayat Gerja 1 halaman 4, kaisar tersebut baru dipermandikan pada tahun 337 setelah dekat ajalnya.

Dalam consilium Nicea itu telah diperbincangkan berbagai masalah, diantaranya masalah yang tersebut diatas.Pertikaian itu demikian hebat,sehingga kiasar yang belum beragama Kristen itu memerlukan mencampuri penyelesaiannya sejauh mungkin.

Akhirnya,menurut Dr.H.Bekhof dalam sejarah Gereja 1 halamn 59, kaisar dengan penasehatnya menemukakan suatu rumusan komromi tentang anak Allah atau Yesus dengan Allah Bpa yang rumusan itu berbunyi bahwa Anak atau Yesus “homosius” dengan Bapa.Istilah itu sebenarnya berarti “sewujud” atau “sama-keadaan”. (Homus = sama, usia = hakekat , wujud zat).

Akan tetapi kausar menyatakan ketiga itu bahwa maksud Anak “Homosius” dengan Bapaialah Anak “berhubungan rapat” dengan Bapa. Kaisar berbua demikian supaya segala golongan dapat menafsirkan “homosius” itu menurut pendapatnya nasing-masing.Dengan demikian ketentraman dan persatuan dalam gereja dan negara terjamin.

Pendapat Kaisar yang bersifa kompromi itu telah dapat diterima oleh kebanyakan peserta consilium.Dengan demikian Arius dan pengikut-pengikutnya dianggap telah dikalahkan dan dianggap sesat.

Keputusan consilium Nicea itu lau dipaksakan kepada segenap penduduk dengan segenap kekerasan.Dalam Hikayat Gereja 1 halaman 39-40 diterangkan sebagai berikut :

“ Uskup Athanasius dibantu oleh kaisar yang mengaminkan keputusan consilium itu,yang mengeluarkan tita,dan menyuruh membakang jauhh akan membuang Arius ke tempat yang jauh,dan menyuruh membakar sekalian karangan Arius.Dan barang siapa yang tida setuju dengan putusan Nieca haruslah ldidenda ataupun dibuang”.

Dengan keputusan consilium Nieca itu,ppertikaian tentang hubungan Anak Allah dengan Allah Bapa belum dapat diselesaikan.Walaupun kaisar dan pengikut-pengikut Athanasisus telah melakukan penindasan terhadap goglongan Arius,tetapi pertikaian berjalan terus.Dalam pada itu kaisar Konstantin akhirnya berbalik lagi dan mengaku dengan nyata-nyata bahwa ia setuju dengan pihak Arius.Uskup Eusibius yang menjadi uskup istana kaisar Constain sependapat pula dengan Arius.

Dari thun 340,yaitu setelah kaisar Constantin mati,berulang-ulang lagi diadakan Synode (Musywarah) tentang pokok mslah itu.Dan telah berulang-ulang pula golongan Arius mendapat kemenangan sebagaimana golongan Athanasius berulang-ulang mendapat kemenangan.Hikayat Gereja 1 halaman 41 menerangkan : “Pergantian kemenangan itu adalah bergantung kepada persetujuan dalam hati kaisar.Apabila kaisar setuju dengan pihak Arius,pihak itulah mengatas selama hati baginda mempekenankan kobok(sekelompok orang;puak;partai) itu.Jika kaisar memihak kepada Athanasius,pengiringnyalah yang bertampik sorak untuk seketika sepanjang kaisar menyetejui pihak itu.”

Sehingga pendapat yang mengakui Yesus sebagai Tuhan yang termasuk dalam keputusan Nicea telah pernah dikejikan dan diejek oleh orang banyak dalam kalangan kum Kristen pada abad yang keempat.Dalam Hikayat Gereja 1 halaman 49 tersebut sebagai berikut :

“Kaisar dengan kebanyakan orang Kristen menurut pengjran Arius.Sekalian orang yang berpihak kepada pengajaran Nice terlampau dikejikan dan diejekan oleh orang banyak”.

Dr.H.Berkhof menulis dalam bukunya Sejarah Gereja 1 halaman 60 bahwa pertikaian Theologia yang hbat dan lama ini baru dapat ditamatkan sesudah TheodosiusBesar,yang anti pendapat Arius naik menjadi kaisar pada tahun 379.Pada tahun 381 diadakan suatu konsilioikumenis yang kedua di Konstantinopel.Dalam konsili ini diputuskan bahwa “Anak homousius dengan Bapa” Tetapi dengan arti yang lebih bagus,yaitu “Anak sewujud denan Bapa”,sesuai dengan pendapat Athanasius.

Dengan keputusan consilium Nieca,kemudian dipertegas dengan keputusan consilium Konstantinopel.Anak Allah atau Yesus menjadi oknum Tuhan yang kedua.Keputusan dipaksakan oleh Kaisar Theodosius kepada segenap penduduk kerajaannya.Hikayat gereja 1 halaman 81 menyebutkan : “Sekalian penduduk kerajaan harus mengaku pengakuan Nieca”.

Seterusnya konsili Konstantinopel itu memutuskan lagi bahwa Roh Kudus sewujud juga dengan Allah Bapa,sesuai dengan pendapat Athanasius.Dengan keputusan Nicea & Konstantinopel tersebut ditetapkan bahwa Tuhan mempunyai tiga oknum,yaitu Allah Bapa,Anak Bapa,dan Roh Kudus,dan ketiga-tiganya sewujud Dr.G.C Van Niftrik-Ds B.J Boland menulis dalam bukanya Dogmatika Masa Kini halaman 418 : “Pertanyaan yang pertama dan yang menentukan ialah :Siapakah Yesus Kristus itu?Untuk menjwab pertanyaan itu ,dan menentang berbagai ajaran di sekitar pertanyaan itu,maka akhirnya Gereja Kristen terpaksa merumuskan dogma tentang “Allah Tritunggal”.Dengan keterangan ini nyatalah bahwa ajaran Allah Tritunggal itu adalah rumusan Gereja belaka.

Keputusan tersebut sterusnya dipaksakan oleh kaisar-kaisar dan pemuka-pemuka agama kepda segenap penduduk dengan segenap kekerasan.Lawan-lawannya ditindas,kitab-kitabnya dibakar dan dimasukkan dalam daftar buku-buku dilarang membacanya.Dengan demikian ajaran Tritunggal bekembang dalam kalangan kaum Kristen hingga kini sebagai hasil keputusan musyawarah yang diambil dengan suara terbanyak.Disamping itu dicarikanlah ayat-ayat Al-Kitab yang dapat memperkuat keputusan tersebut.

Demikianlah pendapat Arius dan pengikut-pengikutnya dapat ditindas setelah melalui waktu yang panjang.Apabila pihak Athanasius menuduh bahwa bahwa pendapat Athanasiuslah yang sebenar-benarnya sesat dan bidah.

TRITUNGGAL TIDAK MASUK AKAL

Akhirnya keputusan consilium Nieca-Konstantinopel itu mengakibatkan suatu kesulitan.Karena keputusan itu tidak dapat dibenarkan akal.

Seperti yang telah diterangkan,keputusan itu menyatakan bahwa Tuhan mempunyai tiga oknum yaitu Allah Bapa,Anak Allah,dan Roh Kudus.Dan ketiga-tiga oknum itu sehakikat dan satu zat.Seterusnya menurut ajaran agama Kristen,perkataan “Anak Allah” disini berarti “anak hakiki”,yaitu anak yang sebenar-benarnya,bukan anak dengan arti kiasan.

Dr.J.Verkuyl menulis dalam bukunya “samakah semua agama ?”.halaman 53 : “Bahwa Tuhan Yesus memakai “Anak Allah” itu bukan dalam arti kiasan,tetapi dalam arti sebenarnya”.Seterusnya katanya : “Bahwa ia adalah Anak Allah yang sesungguhnya dan bukan anak Allah dalam arti kiasan,atau hanya digelar demikian saja”.

Oleh karena perkataan “anak” Allah disini digunakan dalam arti anak sebenarnya,maka perkataan “Bapa” disini harus digunakan pula dalam arti bapa sebenarnya.Dengan demikian terjadilah suatu hal yang mustahil.Karena anak yang sebenarnya dari sesuatu,mustahil akan mempunyai “satu zat” dengan bapa yang sebenarnya dari sesuatu itu juga.Sebab pada ketika zat yang satu itu disebut “anak”,tidak dapat pada ketika itu juga zat yang itu disebut “bapa” bagi anak tersebut.Demikian juga sebaliknya.Yaitu pada ketika zat yang satu itu disebut “bapa”,tidak dapat pada ketika itu juga ia disebut sebagai “anak” dari bapa itu.Maka pada ketika zat yang satu disebut bapa,dimanakah anak ? ? ? ? ?

Oleh karena itu agama Kristen mengatakan zat Tuhan hanya “satu”,maka nyata disini telah menghadapi suatu hal yang mustahil.Dan jika disebut zat Bapa lain daripada zat anak,maka nyata pula bahwa Tuhan itu tidak Esa lagi tetapi menjadi dua.

Demikian juga ajaran agama Kristen yang mengatakan Tuhan mempunyai tiga oknum yang berbeda satu dengan yang lain akan mengakibatkan pengakuan bahwa Tuhan mempunyai tiga zat.Sebab jika Tuhan dikatakan mempunyai satu zat,maka pada ketika itu terjadilah zat Bapa adalah zat Anak,kemudian zat anak dan Bapa adalah zat Roh Kudus.Sewaktu zat yang satu itu disebut Bapa,dimanakah zat Anak?Dan sewaktu zat yang saat itu anak,dimanakah Bapa dan Roh Kudus?Sebab pada ketika zat yang satu itu disebut Anak,mustahillah pada ketika itu juga disebut Bapa pula bagi dirinya.Demikian juga sebaliknya.Dan sewaktu ia disebut Bapa atau anak,mustahillah disebut Roh Kudus.Oleh sebab itu haruslah di sana terdapat tiga wujud Tuhan atau tiga zat Tuhan.

Sebab yang membedakan oknum yang pertama dengan oknum yang kedua ialah “ke-anak-an” dan ”ke-bapa-an”.Sedang Anak bukan Bapa dan Bapa bukan Anak.Dengan demkian,nyatalah bahwa Tuhan itu tidak Esa lagi,tetapi telah menjadi tiga.Oleh karena itulah tiap-tiap orang yang mempergunakan akalnya akan memnanggap bahwa agama Kristen sebenar-benarnya tidak termasuk dalam golongan agama yang meng-Esakan Tuhan,selama ia mengajarkan bahwa Tuhan itu mempunyai tiga oknum yang telah terangkan diatas.Dengan demikian nyatalah bahwa ajaran itu bertentangan dengan ajaran semua nabi-nabi yang telah mengajarkan bahwa Tuhan itu adalah sebenar-benarnya Esa.

Seterusnya ajaran Allah Tritunggal itu akan Nampak lagi tidak masuk akal dari keterangan yang sebagai berikut:

Seperti telah diterangkan,menurut ajaran agama Kristen,ketiga-tiga oknum Tuhan itu terbeda satu dengan lain.Oknum yang pertama terbeda dengan “ke-Bapa-an”.Oknum yang kedua terbeda dengan ke-anak-an yang menjadi manusia.Dan oknum ketiga terbeda satu ”keluarnya dari Allah Bapa dan dari Anak Allah”.Perbedaan itu merupakan perbedaan yang hakiki,yaitu Bapa bukan Anak dan anak bukan Roh Kudus.

Apabila sesuatu menjadi perbedaan dan keistimewaan pada suatu oknum,maka perbedaan dan keistimewaan itu harus ada pada zatnya.Misalnya,satu oknum mempunyai perbedaan dan keistimewaan menjadi anak,maka zatnya harus turut menjadi anak.Artinya zat itu adalah zat anak.Karena oknum tersebut tidak dapat terpisah daripada zatnya sendiri.Apabila perbedaan dan keistimewaan itu pada zatnya,maka ia harus ada pula pada zat Allah,karena zat keduanya hanya satu.Dengan demikian zat Allah adalah zat Anak.Oleh karena sesuatu tadi menjadi perbedaan dan keistimewaan pada satu oknum,maka ia tidak mungkin ada pada oknum lain.Menurut missal tadi , keistimewaan menjadi anak tidak mungkin ada pada oknum Bapa.Apabila ia tidak ada pada oknum Bapa,maka ia tidak ada pada zatnya,maka ia tidak ada pada zat Allah.Karena zat Bapa dengan zat Allah satu.Dengan demikian terjadilah pada saat yang satu,ada sifat keistimewaan tersebut pada zat Allah dan tidak ada sifat keistimewaan itu pada zat Allah.

Misalnya,anak menjadi manusia.Apabila anak menjadi manusia maka zat Allah harus menjadi manusia karena zat mereka satu.Seterusnya disebut pula bahwa Bapa tidak menjadi manusia.Dengan demekian berarti pula bahwa zat Allah tidak menjadi manusia.Maka pada saat itu zat Allah akan disebut menjadi manusia dan zat Allah tidak menjdi manusia.Ini adalah dua yang yang bertentangan dan mustahil akan dapat terjadi.

Misalnya yang lain,Yesus sebagai Anak Allah disalibkan.Dengan drmikian berarti bahwa zat Anak Allah turut disalibkan.Apabila zat Anak Allah turut disalibkan,maka zat Allah Bapa turut disalibkan,karena zat mereka satu.Akan tetapi orang Kristenn mengatakan Allah Bpa tidak disalibkan,mereka hanya mengatakan Anak Allah yang disalibkan.Dr.G.C Van Niftrik-Ds B.J Boland menulis dalam bukunya Dogmatika Masa Kinihalaman 153 sebagai berikut :

“Allah Bapa dan Allah Anak sungguh Esa; toh tidak kita katakan bahwa yang disalibkan ialah Allah Bapa,tetapi yang disalibkan itulah Yesus Kristus Anak Allah.Kepda rahasia tentang “ke-Esa-an”serta “pembedaan” antara Yesus Kristus dengan Allah Bapa hanya dapat kita menunjuk saja tanpa memecahkan nisbah itu smapai massuk akal”.

Apabila zat Anak Allah dan zat Allah Bapa Esa,maka tidak akan mungkin disebut bahwa hanya Anka Allah yang disalibkan,tidak Allah Bap.Karena apabila Anak Allah yang disalibkan maka dengan sendirinya zatnya turut disalibkan ia tidak akan dapat berpisah dengan zatnya sendiri,Apabila zat Anak Allah tersalib,maka pastilah Allah Bapa turut tersalib,karena zat Allah dan zat Allah Bapa dan zat Anak Allah yang tersalib adalah satu.Memisahkan kedua oknum itu dengan menyebut hanya Anak Allah yang tersalib tidak turut disalibkan.Ini adalah dua yang bertentangan dan mustahil akan terjadi.

Misal yang lain: Yesus sebagai Anak Allah menurut ajaran agama Kristen telah mati diatas kayu salib.Apabila Anak Allah telah mati maka dengan sendirinya zat Anak Allah turut mati.Sebab Anak Allah tidak dapat terpisah dari zatnya sendiri.Apabila Anak Allah bdengan zatnya,maka Allah Bpa harus tirut mati dan Allah Roh Kudus harus turut mati,karena zat mereka satu.Maka dengan kematian Yesus sebagai Anak Allah diatas kayu salib seperti diajarkan agama Kristen,berari bahwa Tuhan pencipta alam telah mati,baik sebagai anak Allah maupun sebagai Allah Bapa ataupun Roh Kudus.Memisah-misahkan antara ketiganya ,dengan hanya menyebut hanya Anak Allah yang mati,tidak Allah Bapa ataupun Roh Kudus,adalah suatu hal yang mustahil dan tidak masuk akal.Karena berartilah pada ketika itu zat Tuhan telah mati dan disebut oula tidak mati dalam satu saat yang sama.Ini adalah dua yang bertentangan dan mustahil akan dapat terjadi.

Seterusnya ajaran Allah Tritunggal itu tidak masuk akal,akan dapat diketahui lagi dari keterangan yang berikut:

Seperti telah diterangkan bahwa menurut ajaran agama Kristen Allah Bapa adalah kadim,artinya tidak berpermulaan adanya.Demikian juga Anak Allah dan Roh Kudus kadim keduanya.Allah Bapa terbeda daripada Roh Kudus dari semenjak Kadim.

Dr.G.C van Niftrik-Ds.B.J.Boland menulis dalam bukunya Dogmatika Masa Kini halaman 151 : “Allah bukannya menjadi Bapa oleh kelahiran Yesus di Bethlehem,dua ribu tahun yang lalu,melainkan sedari kekal Ia adalah Bapa”.Seterusnya katanya lagi : “Yesus Kristus bukanlah menjadi “Anak Allah” pada saat kelahirannya di Bethlehem melainkan sedari kekal Ia adalah “Anak Allah”.

Mengenai hal ini harus diketahui bahwa akal manusia dapat membenarkan.Bapa yang sebenarnya harus lebih dahulu daripada anak sebenarnya.Akal manusia tidak dapat membenarkan Anak lebih dahulu daripada Bapa atau anak bersama-sama ada dengan Bapa.

Apabila Allah Bapa telah terbeda daropda Anak Allah dari kadim,maka Anak Allah itu tidak diebut “diperanakkan” oleh Allah Bapa.Karena Allah Bapa dan Anak Allah pada ketika itu sama-sama kadim,sama sama tida berpermulaan dan tidak ada yang lebih dahulu dan yang lebih terkemudian wujudnya.Apabila ia disebut diperanakkan,maka yang demikian menunjukkan bahwa ia terkemudian daripada Bapa,karena anak yang sebenarnyaharus terkemudian daripada bapanya yang sebenarnya.Oleh karena itu,ajaran agama Kristen yang menyatakan bahwa Anak dengan Bapa sama-sama kadim,sama-sama tidak berpermulaan dan tida berdahulu dan berkemudian tidak masuk akal dan adalah suatu kejadian yang mustahil.

Seterusnya ajaran agama Kristen yang mengatakan Roh Kudus keluar dari Sang Bapa dan San Anak (lihat bunyi Pengakuan Nicea-Konstantinopel dalam buku Dogmatika Masa Kini halaman 433),adalah juga ajaran yang tidak masuk Akal.Apabila Bapa telah terbeda dari kadim.Dengan demikian Roh Kudus telah terbeda daru kadim,maka ketiga-tiganya telah ada diluar dari kadim.Dengan demikian Roh Kudus tidak dapat disebut telah keluar dari Sang Bapa dan Sang Anak,karena Ia memang telah ada diluar dari kadim seperti Sang Bpa dan Sang Anak telah diluar.

Demikian sebagian penjelasan yang menyatakan bahwa tritunggal itu tidak masuk Akal.

Dr.R.Soedarmo menulis dalam bukunya Ikhtisar Dogmatika halaman 100 : “Kita tentu insaf bahwa Trinitas memang tidak bisa dimengerti”.

Dr.J.H Bavinck menulis mengenai Tritunggal dalam bukunya “Jalan Buat Sampai Kepada Tuhan Allah” halaman 17 : “Apakah kita bisa mengerti itu semua? Sekali-kali tidak,kita tidak ingin dimengerti”.

Demikian pengakuan yang berterus-terang dari dua penulis Kristen yang terkemuka menyatakan bahwa ajaran Allah Tritunggal itu “memang tidak dapat dimengerti”.

PERUMPAMAAN ALLAH TRITUNGGAL

Penulis-penulis Kristen yang terkemuka telah mencoba menunjukkan bebagai perumpamaan untuk dapat memahami Allah Tritunggal seperti yang diajarkan dalam agama Kristen.

1).Dr.J.Verkuyl menulis dalam bukunya “Aku Percaya” halaman 43 sebagai berikut :

“Perumpamaan yang sering digunakan ialah : ruangan. Agustinus telah mengemukakan perumpamaan ini.Perumpamaan ini sering terdapat karangan – karangan Prof.Bavick.

Ruamgan sekeliling kita,mempunyai tiga vukuran : tinggi,panjangn,lebar.Dimana juga,baik dalam kamar,dalam peti,maupun dalam alam,ruangan itu selalu berada sebagai tritunggal ukuran panjang,lebar dan tinggi.

Apabila dihilangkan tingginya atau lebarnya,tak ada ruangan lagi.Ketiga-tiganya : panjang,lebar dan tinggi,selalu bersatu dan saling berhubungan dan bersama mereka mewujudkan sebuah ruangan.Ruangan selalu berada sebagi tritunggal.

Bantahan : Perumpamaan yang dikemukakan Dr.J.Verkuyl tersebut tidak benar dan tidak seuai dengan ajaran Allah Tritunggal menurut agama Kristen.Dalam ajaran agama Kristen,Tuhan adalah tunggal dengan mempunyai tiga oknum,yaitu Allah Bapa,Anak Allah,dan Roh Kudus.Allah Bapa itu menurut ajaran agama Kristen adalah Tuhan dan Ia bukan Anak Allah dan bukan Roh Kudus.Anak Allah itu adalah Tuhan dan Ia bukan Allah Bapa dan bukan Roh Kudus.Dan Roh Kudus itu bukan Allah Bapa dan bukan Anak Allah.Jadi tiap-tiap satu daripadanya bukan dua oknum yang berikutnya.Sesudah masing-masing disebut Tuhan dan masing-masing diakui bukan dua oknum yang berikutnya,lau disebut pula Tuhan itu tunggal.

Pada perumpamaan yang tersebut diatas,ruangan hanya sebuah.Adapun “tinggi” tidak disebut ruangan.”Panjang” tidak disebut ruangan. Dengan demikian ternyata bahwa pada perumpamaan itu terdapat ke-tiga-satuan seperti pada Allah Tritunggal menurut ajaran agama Kristen.Sebab panjang,tinggi,dan lebar,masing – masing oknum yang tiga itu disebut Tuhan dan masing-masing oknum terbeda dari yang lain.Perumpamaan dapat sesuai jika tinggi disebut ruangan,panjanbg disebut ruangan dan lebar juga disebut ruangan,kemudian ternyata bahwa ruangan itu adalah satu.Seadng yang eterjadi tidak demikian.Maka nyatalah perumpamaan itu tidak benar.

2) E.St Harahap menulis dalam bukunya Hikayat Gereja 1 halaman 38 sebagai berikut :

“Sebagai segitiga : Adalah tiga garisnya,akan tetapi satulah segitiga itu”.

Bantahan : Perumpamaan itu tiadak benar.Sebuah segitiga memang mempunyai tiga garis,tetapi masing-masing garis yang tigav itu tidak disebut sebagai segitiga.Berbeda denan Allah Tritunggal menurut agama Kristen.Masing-masing oknum itu disebut Tuhan.

3). Lt.Col .W.H.Truton D.S.O. menulis dalam bukunya Truth of Christianity (terjemahan bahasa Arab halaman 1330 : Seperti matahari yang tersusun daripada cahaya,warna dan panas.Masing – masing yang tiga itu mempunyai keistimewaan yang ada pada matahari dan berbeda yang satu daripada yang lain,tetapi semuanya bersatu menjadikan cahaya yang satu:.

Bantahan : Perumpamaan itu tidak benar,karena matahari pada perumpamaaan itub hanya satu.Cahaya bukan matahari,warna bukan matahari dan panas bukan matahari.Demikian juga cahaya hanya satu.Warna bukan cahaya dan panas bukan cahaya.Maka tidak terdapat disini ke-tiga-satuan seperti pda Allah Tritunggal menurut ajaran agama Kristen.

4) Dr.J.H.Bavinck dalam bukunya “Jalan buat sampai kepada Tuhan Allah “ halaman 17 menyebut seperti “manusia” .Manusia itu mempunyai badan dan jiwa.Katanya : Apakah itu berarti dua macam manusia?Tidak demekian.Sebab dalam diri manusia itu badan dan jiwa sudah lebur menjadi satu.Orang adalah dua dalam satu,yaitu dari badan dan jiwa”.

Bantahan : Perumpamaan ini untuk dua dalam satu,tidak untuk tiga dalam satu.Daripada itu,perumpamaan tersebut tidak benar juga.Karena “badan” saja bukan manusia dan “jiwa” saja bukan manusia.Tetapi badan itu adalah badan manusia dan jiwa itu adalah jiwa manusia.Badan belaka tidak disebut manusia dan jiwa belaka tidak disebut manusia.

Maka nyata perumpamaan ini amat berbeda dengan masalah Allah Tritunggal menurut ajaran agama Kristen.Agama Kristen menyebut bAllah Bapa Tuhan Yang sempurna juga.Dan ketiga-tiga oknum itu masing-masing terbeda daripada dua yang berikutnya.Sesudah itu disebut pula Tuhan Esa.Sedang pada perumpamaan tadi,manusia itu hanya satu.Adapun “badan”nya bukan manusia,tetapi “badan manusia” atau “sebagian” dari satu manusia.Demikian juga “jiwa”nya bukan manusia ,tetapi “jiwa manusia” atau ‘sebagian” dari satu manusia.

5) Tersebut dalam buku “Tanya – jawab tentang injil” halaman 20 sebagai berikut :

“Gambaran yang lebih baik adalah : Bung Ahmad,seorang pemimpin suatu organisasi,ia juga adalah anggota suatu gereja.Tetapi ia tentu adalah juga suami dari nyonya Ahmad.Pada suatu waktu kita melihat dia sedang memimpin rapat,pda waktu lain kita akan menjumpai dia sedang duduk di rumahnya atau sedang berbakti di gereja.

Ini bukan berarti bahwa Bung Ahmad itu tiga orang.Ia pemimpin,suami dan anggota gereja,namun ia hanya seorang saja”.

Bantahan : Perumpamaan yang dikemukakan itu tidak benar.Sebab diri Bung Ahmad hanya satu orang.Adapun ia menjadi pemimpin,menjadi suami dan menjadi anggota gereja,maka yang tersebut itu adalah jabatan atau pekerjaan yang dilakukannya.Jabatan pemimpin itu bukan menjadi oknum Bung Ahmad,menjadi suami itu bukan menjadi oknum Bung Ahmad dan menjadi anggota gereja itu atau pekerjaan seseorang akan dikemukakan unutk menunjukan keitga-satuan,maka jadilah Tuhan itu tidak tiga dalam satu,tetapi menjadi jumlah yang amat banyak dalam satu,karena pekerjaan Tuhan amat banyak.Oleh karena itu orang Kristen mempercayai Yesus itu sebagai Nabi,sebagai imam dan sebagai Raja,maka berdasarkan perumpaan diatas oknum Tuhan akan di tambah tiga oknum lagi. Dr.R.Soedarmo menulis dalam bukunya Ikhtisar Dogmatika halaman 158 : “Kalu Tuhan Yesus berpidato,maka Ia adalah Nabi,tatkala Ia disalib,ia adalah Imam,dan takala Ia bangkit,Ia adalah Raja”.

Menurut ajaran agama Kristen,Anak Allah itu bukan pekerjaan atau jabatan Tuhan tetapi Ia Tuhan.Demikian juga Roh Kudus bukan pekerjaan atau jabatan Tuhan tetapi Ia Tuhan juga.Dengan demikian dapat diketahui bahwa perumpamaan tersebut diatas tdak benar.

6) Tersebut dalam buku “Tanya Jawab Tentang Injil” halamn 19 sebagai berikut :

“Menurut pendapat beberapa orang,Tritunggal itu dapat ditunjukkan dengan suatu penjumlahan : 1+1+1=1.Sebab penjumlahan ini salah,maka berdasarkan itu mereka dapat percaya Bapa,Anak,dan Roh Kudus itu adalah satu Allah.Tetapi yang lebih tepat dipakai untuk perhitungan itu ialah jika angka 1 itu diganti dengan tanda x yang bearti tidak terhingga(besar sekali sehingga tak bisa terhitung),Jadi harus ditulis sebagai berikut : x+x+x=x dan penjumlahannya itu benar.Tetapi sebenarnya kita tidak dapat membuktikan sesuatu tuntang Allah dengan perhitungan apa pun”.

Bantahan : Cara penghitungan sepert yang ditunjukan diatas untuk memebenarkan Allah Tritunggal adalah tidak benar.Sebab “suatu yang tida terhingga”ditambah dengan “sesuatu yang tidak terhingga”,bukan menjadi “satu yang terhingga”.Akan tetapi apakah persesuaiannya perhitungan yang dikemukakan itu dengan masalah Allah Tritunggal menurut ajaran Agam Kristen?.Sebutan “suatu yang tak terhingga tiga kali dengan tidak menentukan apa yang tidak terhingga itu memang adalah sama.Akan tetapi dalam masalah Allah Tritunggal menurut ajaran agama Kristen satu yang pertama bebda dengan satu yang kedua dan yang ketiga,yaitu Bapa,Anak dan ROh Kudus.Maka tiga yang berbeda jika dijumlahkan harus menjadi tiga,tidak mungkin menjadi satu.Maka nyatalah perhitungan yang dikemukakan itu btida benar.

Maslah sperti diatas juga dijumpai pada tulisan seorang Kristen dalam sebuah harian Mimbar Umum dalam ruangan Mimbar Kristen.Penulis tersebut mengatakan bahwa penjumlahannya bukan 1+1+1=3 tetapi 1x1x1=1.

Perhtungan diatas nampaknya hanya dibuat-buat sekedar untuk turut menulis dengan tidak memahami lebih mendalam apa yang ditulisnya.Sebab menurut agama Kristen Allah Bapa adalah Tuhan dan Ia bukan Anak Allah dan Roh Kudus.Maka Allah Bapa itu adalah satu Tuhan .Anak Allah adalah Tuhan dan Ia bukan Allah Bapa dan Roh Kudus.Maka Anak Allah itu adalah satu Tuhan.Dan Roh Kudus adalah Tuhan dan Ia bukan Allah Bpa dan Anak Allah.Maka Roh Kudus itu adalah satu Tuhan.

Jadi penjumlahannya : 3x1 Tuhan = 3 Tuhan ; 1 Tuhan + 1 Tuhan + 1 Tuhan =3 Tuhan.

Akhirnya dapatlah suatu kesimpulan bahwa tidak akan dijumpai seorang jua yang akan dapat suatu perumpamaan yang dapat membenarkan ajaran Tritunggal seperti yang diajarkan dalam agama Kristen tersebut.Sebab “satu” yang hakiki(yang sebenarnya)mustahil akan dapat disebut “tiga” yang hakiki.”Satu” yang hakiki akan tetap slama-lamanya bertentangan denga ‘tiga” yang hakiki,artinya satu bukan tiga dan tiga bukan satu.

KEMBALI KEPADA KEESAAN TUHAN

Dr.H.Berkhof menulis dalam bukunya Sejarah Gereja 1 halaman 155 bahwa dalam abad keenam belas terdapat di Eropa beberapa golongan yang mengartikan agama Kristen secara rasionalistis (mengutamakan rasio = akal budi).Dengan berani mereka mengkritik Theologia Gereja tentang Allah tiga oknum yang esa(tritunggal).Sebab itu mereka disebut “orang Anti-trinitirian” atau “Unitarian”,karena mereka mengajar “unitas” atau ke-esaan Allah.

Akan tetapi golongan-golongan tersebut telah ditindas dengan kekerasan dan pemimpinnya dihukum mati.Dr.H.Berkhof menulis dalam bukunya Gereja II halamn 19 tentang hukuman mati yang dilakukan terhadap Micheal Sevet,pemimpin gerakan anti-trinitarian tersebut.

Servet adalah seorang tabib yang amat cakap karena ia pertama kali mendapatkan peredaran dalam tubuh manusia.Semenjak tahun 1531 ia telah menjadi penyangkal Tritunggal Allah dan ketuhanan Yesus.

Sevet lama hidup di Prancis dengan memakai nama-nama samara.Pemandangannya diuraikannya dalam sebuah buku yang bernama “Pemulihan Agama Kristen”.Akhirnya ia ditangkap dan dimasukkan kedalam penjara atas permintaan Calvin,pembaru gereja yang terkenal.Pendeta-pendeta menganjurkan supaya kepala Servet dipenggal saja.Anjuran itu ditolak oleh yang berkuasa dan Micheal Sevet dihukukm mati dalam tahun 1533 dengan dibakar hidup-hidup.

Demikiankah penindasan yang dilakukan oleh pihak Gereja terhadap kemerdekaan berfikir dan kebebasan mengemukakan pendapat pada abad – abad gereja berkuasa dahulu.Sehingga penggerak paham ke-Esaan Tuhan harus menerima hukuman mati dengan dibakar hidup-hidup.

Akhirnya hanya ini saja yang dapat saya uraikan tentang masalah KEESAAN TUHAN YANG HAKIKI di dalam blog saya ini.Semoga ini dapat di manfaatkan oleh semua kalangan.

Saya percaya apabila orang suka mempergunakan pertimbangan-pertimbangan akalnya yang sehat dan bebas,ia akan meyakini sungguh-sungguh bahwa Tuhan itu ada dan Esa.Dialah tempat segenap makhluk bergantung,Ia tidak beranak,tidak diperanakan dan tidak ada suatu jua yang seupa dengan Dia.Akhirnya iapun akan mengakui kebesaran Tuhan dan menunjukan segenap jiwa raganya berabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa itu.

S E K I A N

Sabtu, 22 Agustus 2009

Malin Kundang


Masih aku ingat dahulu,
jaga gengsimu,
usir ibumu . . .

Masih aku ingat dirimu,
kau dikutuk ibu, menajadi batu . . .

MaLin kundang kau ku kenang sLaLu,
dan masih kuismpan puisimu . . .

MaLin kundang buruk nian nasibmu,
sebab durhaka pada ibumu . . .



Kini engkau menjadi batu . . .

Hatiku piLu,
mengenang dirimu . . .


MaLin kundang kini kau terkenaL,
banyak buku beraedar tentangmu . . .

Aku bangga pernah bersamamu . . .

Mungkinkah terkenaL jika tak durhaka ? ? ?

Kini . . .
engkau menjadi batu . . .

Sedang diriku menjadi babu